Skip to main content

Capaian Pembangunan Kabupaten Paser

Tidak terasa periode kedua masa kepemimpinan Bupati Ridwan Suwidi akan memasuki babak akhir. Tahun 2014 merupakan tahun pamungkas untuk penyusunan rencana pembangunan daerah di masa periode kepemimpinan Bupati Ridwan Suwidi yang akan berakhir pada tahun 2015. Oleh karena itu tahun 2014 menjadi momentum untuk melakukan evaluasi pencapaian visi, misi dan target pembangunan yang telah dicanangkan 4 (empat) tahun lalu. Tahun 2014 ini juga dapat menjadi momentum bagi semua elemen Pemerintah Kabupaten Paser untuk melakukan langkah-langkah taktis dan strategis dalam rangka pencapaian target-target pembangunan untuk sisa setahun berikutnya. 

Meskipun berbagai kebijakan strategis telah dilaksanakan pada periode awal pemerintahan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi daerah, nampaknya tingkat kedalaman masalah yang ada cukup besar sehingga sampai pada periode kedua pemerintahan, Kabupaten Paser masih menghadapi problem-problem mendasar sebagai berikut: (1) Masih terbatasnya kapasitas dan peluang usaha masyarakat yang salah satu penyebabnya adalah karena masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Paser; (2) Masih terbatasnya sarana dan prasarana dasar, mencakup jalan, jembatan, ketersedian energi listrik dan air bersih. Akibatnya, beberapa desa masih terisolir dan dengan akses pelayanan dasar yang masih sulit terjangkau; (3) Masih terbatasnya ketersediaan sarana/prasarana pendidikan dan tenaga pendidikan yang layak baik secara kuantitas maupun kualitas; (4) Masih terbatasnya ketersediaan sarana/prasarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang berkualitas; (5) Masih rendahnya tingkat produktifitas masyarakat terutama yang bergerak dibidang pertanian; dan (5) Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang komprehensif. Faktor-faktor tersebut di atas diidentifikasi menjadi penyebab dari masih belum optimalnya tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah daerah telah menetapkan visi dan misi Kabupaten Paser sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Paser 2011-2015, yaitu “Mewujudkan Masyarakat Kabupatern Paser yang Agamais, Sejahtera dan Berbudaya”. Penetapan visi tersebut tidak lepas dari upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pembangunan yang masih menjadi tantangan kita.
Mencermati isu strategis tersebut dan menelisik tantangan yang akan dihadapi ke depan, dalam level teknik operasional pemerintah daerah telah merumuskan 7 (tujuh) agenda prioritas pembangunan Kabupaten Paser, yang meliputi: (1) Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana dan prasarana perhubungan; (2) Peningkatan Pelayanan Pendidikan; (3) Peningkatan Pelayanan Kesehatan; (4) Penyediaan Sarana Air Bersih; (5) Penyediaan energi listrik; (6) Pembangunan Rumah Layak Huni; dan (7) Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan.
Berikut ini akan diuraikan target-target yang ingin dicapai dari 7 agenda utama tersebut, capaian yang telah dicapai dalam 4 tahun terakhir dan langkah-langkah strategis yang akan diambil untuk mengejar target yang telah ditetapkan.
Dalam hal penanganan masalah infrastruktur dan perhubungan, telah ditetapkan target bahwa seluruh desa di Kabupaten Paser diharapkan dapat diakses melalui jalan darat. Demikian pula untuk meningkatkan akses dan mobilitas barang/orang dari dan ke Kabupaten Paser, penyelesaian bandar udara terus diupayakan untuk mendorong penggunaan moda transportasi udara. Optimalisasi penggunaan Pelabuhan Pondong sebagai pelabuhan peti kemas dan pelabuhan penumpang juga menjadi focus pembangunan dalam bidang perhubungan laut.
Selanjutnya dalam bidang pendidikan, pemerintah daerah sejak awal telah menyatakan tekad untuk menghadirkan minimal 1 (satu) sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di setiap desa. Keberadaan prasarana sekolah berupa gedung sekolah yang layak untuk mendukung proses belajar mengajar mulai dari tingkatan PAUD sampai SLTA, juga menjadi perhatian utama. Daerah juga menargetkan berdirinya perguruan tinggi vokasional di Kabupaten Paser
Selanjutnya dalam bidang kesehatan, pemerintah daerah menargetkan bahwa seluruh desa harus mempunyai Pusban/Polindes dan didukung minimal 1 Bidan dan 1 Perawat di setiap desa. Optimalisasi pelayanan Puskesmas melalui layanan 24 jam dan pembangunan RSU yang refresentatif juga menjadi prioritas utama dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.
Dalam bidang pengadaan air bersih, diharapkan secara bertahap seluruh desa di Kabupaten Paser dapat mengakses air bersih. Fasilitas listrik juga diharapkan secara bertahap dapat terpenuhi terutama untuk 66 desa yang belum teraliri listrik. Kondisi yang sama juga diharapkan dalam hal ketersedian rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sedangkan dalam bidang pemberdayaan ekonomi kerakyatan, target yang ditetapkan adalah pembangunan sentra-sentra kegiatan ekonomi baru melalui pembangunan pasar desa dan pasar kecamatan. Berikutnya adalah kemudahan bagi masyarakat untuk memasarkan produknya dan yang lain diharapkan adanya peningkatan produktivitas masyarakat yang dapat dilihat pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pencapaian target tersebut, baik dilakukan secara langsung oleh Pemerintah Daerah, maupun dengan mendorong peningkatan peran pemerintah desa, kecamatan dan pihak swasta. Seiring dengan peningkatan APBD, dari tahun ke tahun pemerintah daerah terus meningkatkan Alokasi Dana Desa (ADD). Begitupula untuk mendorong peran kecamatan, mulai tahun 2013 pemerintah daerah memperkenalkan Alokasi Dana Kecamatan dan Keliurahan (ADK) dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Berbasis Kecamatan (P3BK). Melalui dana CSR, pemerintah daerah juga mendorong perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Paser untuk bersama-sama mewujudkan target 7 agenda utama pembangunan daerah tersebut.
Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, pencapain target 7 Agenda Utama Pembangunan Kabupaten Paser tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Dalam bidang infrastruktur, meskipun segala upaya telah kita lakukan, diakui bahwa capaian pembangunan infrastruktur belum memuaskan semua pihak. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa ruas jalan yang sebenarnya menjadi tanggungjawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dengan terpaksa Pemerintah Kabupaten Paser mengalokasikan anggaran dari APBD Kabupaten karena adanya tuntutan masyarakat yang menginginkan tersedianya infrastruktur jalan yang baik. Sedikitnya 188 Milyar telah dialokasikan untuk memperbaiki beberapa ruas jalan, antara lain: (1) Peningkatan Ruas Jalan Negara yang melintasi seluruh Ibukota Kecamatan se-Kabupaten Paser; (2) Peningkatan Jalan Provinsi yang meliputi: Peningkatan ruas jalan Kerang-Lomu-Segendang-Keladen-Random-Tanjung Aru, Peningkatan ruas jalan Lolo - Muara Biu - Libur dinding - Rantau atas - Tanjung pinang dan Peningkatan ruas jalan Simpang pait-Long gelang - Muara Tiwie-Belimbing – Perkuin – Lambakan. Demikian pula untuk membuka akses melalui moda transportasi udara, saat ini sedang dibangun Bandar Udara di Rantau Panjang dan diharapkan telah paling lambat tahun 2015, bandara tersebut sudah dapat didarati pesawat. Hal yang sama juga dilakukan untuk membuka akses perhubungan laut, yaitu dengan mendorong optimalisasi penggunaan Pelabuhan Pondong. Patut disyukuri bahwa tahun lalu Pelabuhan Pondong telah disinggahi Kapal Peti Kemas, dan yang sangat menggembirakan, diawal tahun ini Pelabuhan Pondong telah disinggahi kapal penumpang.
Dalam Bidang Pendidikan, pemerintah daerah telah berhasil menghadirkan sarana PAUD di 145 desa/kelurahan. Pembangunan baru dan rehab gedung sekolah mulai dari tingkat PAUD sampai dengan tingkat SLTA juga terus dilakukan untuk memastikan bahwa pada tahun 2015, tidak ada lagi sekolah-sekolah yang tidak layak untuk proses belajar mengajar. Pada tahun ajaran ini pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan telah membuka beberapa Unit Sekolah Baru (USB) terutama untuk tingkat SLTA untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anak-anak Paser yang kesulitan mengakses pendidikan sampai ke tingkat SLTA. Secara simultan, upaya melengkapi sarana pembelajaran di sekolah juga menjadi perhatian. Untuk memastikan semua anak Paser mempunyai akses yang sama untuk menuntut ilmu sampai ke jenjang SLTA, pemerintah daerah juga memberikan BOS Kabupaten untuk mendukung BOS pusat dan BOS Provinsi. Selain itu pemerintah daerah juga mengucurkan beasiswa bagi masyarakat miskin dan beasiswa prestasi. Di level Perguruan Tinggi, capain yang cukup menggembirakan pada tahun 2013 adalah ditetapkannya Kabupaten Paser sebagai salah satu dari 27 Kabupaten/Kota penerima Akademi Komunitas dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Saat ini proses perubahan Akademi Komunitas Paser menjadi Perguruan Tinggi Negeri sedang dilakukan. Demikian pula untuk upaya untuk membangun Politeknik di Kabupaten Paser. Diharakan bahwa tahun ini izin operasional Politeknik Paser sudah bisa dikeluarkan oleh DIKTI Kemendikbud, seiring dengan rencana pencabutan moratorium pendirian Perguruan Tinggi pada bulan Agustus 2014. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Paser serta untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan, dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintah daerah telah mengirimkan tidak kurang dari 1200 putra-putri terbaik Paser untuk menempuh pendidikan ke level sarjana di beberapa perguruan tinggi di pulau Jawa dan Sulawesi. Sebagian besar telah kembali ke daerah dan telah mendapat penugasan untuk mengisi kekosongan tenaga guru di desa-desa. Sebagian yang lain dalam tahun ini diharapkan sudah menyelesaikan pendidikannya dan dapat kembali ke daerah untuk menutup kekurangan tenaga pendidikan.
Dalam Bidang Kesehatan, pemerintah daerah juga sudah berhasil membangun Pusban/Polindes di 145 desa/kelurahan. Untuk melengkapi sarana dan prasarana kesehatan di desa, melalui ADD para kepala Desa juga telah membangun rumah bagi petugas kesehatan yang ada di desa masing-masing, meskipun masih ada beberapa desa yang belum melaksanakannya. Upaya pemenuhan dan peningkatan kualifikasi tenaga kesehatan juga terus dilakukan dengan menyekolahkan anak-anak Paser untuk menempuh pendidikan kebidanan dan keprawatan. Harapannya, anak-anak tersebut akan mengisi kekurangan-kekurangan personel kesehatan yang ada di desa-desa.
Upaya pemerintah daerah untuk membangun Rumah Sakit yang representatif lengkap dengan peralatan yang memadai, sudah diwujudkan. Meskipun diakui bahwa Rumah Sakit yang telah dibangun masih terdapat beberap hal yang perlu mendapat penyempurnaan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Peningkatan akses pelayanan kesehatan juga terus dibenahi dengan mengenalkan Pelayanan Puskesmas 24 jam. Sampai saat ini 9 dari 17 Puskesmas telah memberikan layanan rawat inap. Demikian pula tahun ini akan dibangun Rumah Sakit Pratama di Kecamatan Batu Engau dan segera mengfungsionalkan Puskesmas Sebakung Taka sebagai Puskesmas yang ke 18 beroparasi di Kabupaten Paser. Kesemuanya ini tidak lain tujuannya adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
Dalam hal pemenuhan ketersediaan air bersih, pemerintah daerah sudah bertekad bahwa pada tahun 2015, pengadaan dan pemasangan jaringan pipa transmisi, distribusi dan tersier di seluruh Ibukota kecamatan dan desa-desa yang dilintasi telah tuntas dilaksanakan. Demikian pula untuk mengatasi persoalan ketersediaan air bersih di perdesaan, pemerintah daerah juga berkomitmen untuk mengembangkan jaringan air bersih perdesaan.
Upaya yang sama juga dilakukaan untuk penyediaan supply energi listrik kepada masyarakat, terutama yang berada di wilayah perdesaan. Untuk desa-desa yang belum terjangkau jaringan PLN, pemerintah daerah telah berupaya sungguh-sungguh untuk menyediakan sarana penerangan melalui pembangunan PLTS. Lebih dari 2000 unit PLTS disiapkan pada tahun 2014 untuk menjangkau masyarakat yang belum menikmati listrik PLN.
Demikian pula untuk penuntasan Rumah Tidak Layak Huni. Pemerintah daerah telah bertekad bahwa pada tahun 2014, Kabupaten Paser sudah bisa mendeklarasikan bebas dari Rumah Tidak Layak Huni. Untuk mendukung penuntasan pembangunan Rumah Layak Huni, pada tahun 2014 sekitar 1200 unit rumah akan dibangun untuk menyelesaikan sisa yang belum tertangani pada tahun 2013. Sampai dengan tahun ini, tidak kurang dari 3000 unit Rumah Layak Huni telah dibangun untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat Kabupaten Paser berdiam dan menempati rumah yang layak.
Dalam hal Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, pemerintah daerah juga terus mendorong agar sarana dan prasarana perekonomian masyarakat dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, pembangunan Pasar Desa yang menjadi sentra aktifitas ekonomi perdesaan terus digalakkan. Begitu pula penguatan modal UKM dan lembaga perekonomian desa seperti BUMDES. pengadaan Saprodi, pencetakan sawah dan peningkatan produktifitas pertanian terus dilakukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Upaya pemerintah daerah untuk terus meningkatkan Alokasi Dana Desa (ADD) tidak lepas dari program pemerintah daerah, yaitu membangun dari desa. Tahun ini sedikitnya 219 Milyar atau rata-rata 1,5 Milyar per desa telah dialokasikan dalam bentuk ADD untuk mendukung pembangunan di desa. Dana tersebut diharapkan dapat digunakan untuk membangunan sarana dan prasarana dasar desa untuk menggerakkan pembangunan ekonomi desa.
Mskipun pada tahun 2014 ini Sistem Jaminan Kesehatan melalui BPJS telah resmi diberlakukan, pemerintah daerah tetap memberlakukan pelayanan gratis bagi seluruh masyarakat kabupaten Paser yang berobat di Puskesmas dan rawat inap kelas 3 di RS. Demikian pula JKP tetap dipertahankan untuk mengantisipasi apabila ada masyarakat yang belum terkover oleh BPJS. Semua upaya ini dilakukan untuk memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat kabupaten Paser.
Selanjutnya, untuk memberikan jaminan hidup bagi seluruh masyarakat Paser, pada tahun 2014 ini juga diiniasi pemberian santunan kepada masyarakat miskin, khusunya para lansia, anak yatim dan anak terlantar untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Tidak kurang dari 27,5 Milyar atau 200.000 per bulan per orang kita alokasikan dari dana APBD untuk memberikan santunan kepada kurang lebih dua belas ribu masyarakat calon penerima. Semuanya ini bermuara pada satu tujuan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser. 
Upaya sungguh-sungguh yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kesejahteraan rakyat yang menunjukkan adanya koreksi ke arah yang positive. Misalnya, untuk Angka Harapan Hidup, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat peningkatan dari 72,06 pada tahun 2009 meningkat menjadi 73,44 pada tahun 2013. Derajat kesehatan masyarakat juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari terjadinya penurunan Angka Kesakitan dari 22,92 persen pada tahun 2009 menjadi 8,59 persen pada tahun 2013. Kesejahteraan masyarakat juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat pada penurunan Angka Kemiskinan dari 16 persen pada tahun 2007 menjadi 6,9 persen pada tahun 2013 atau turun lebih dari setengah dibanding dengan Angka Kemiskinan lima tahun yang lalu. Tren peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser juga terlihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dalam kurun waktu lima tahun terakhirt terus mengalami peningkatan.
Sangat disadari bahwa capaian pembangunan yang telah diraih belum dapat memenuhi seluruh aspirasi dan harapan masyarakat maupun menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi. Hal ini bukan karena kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap aspirasi masyarakat tetapi semata-mata hanya keterbatasan sumber daya yang kita miliki. Oleh karena itu, dalam satu tahun kedepan, pemerintah daerah mengharapkan agar semua pihak terkait dapat memberikan saran dan pandangan serta masukan yang konstruktif guna perbaikan atau peningkatan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah. Terkait dengan penyelesaian persoalan-persoalan pembangunan yang masih tersisa, ini akan menjadi prioritas utama untuk ditangani pada tahun 2015.

Comments

Popular posts from this blog

Tak Jadi Santap Siang Bareng Presiden

Meraih emas kategori the best speakers (pembicara terbaik) pada ajang National School Debating Championship (NSDC) di Palu, Sulawesi Tengah pada 10–16 Agustus, bisa mengobati kekecewaan Agung Aulia Hapsah. Pasalnya, pelajar SMA 1 Tanah Grogot, Kabupaten Paser itu, harus merelakan kesempatan emas bertemu Presiden Joko Widodo. Pada saat bersamaan, Agung yang cukup terkenal sebagai salah satu YouTuber tersebut mendapat undangan makan siang bersama Presiden di Istana Negara bersama YouTuber nasional lainnya, seperti Arief Muhammad, Cheryl Raissa, dan Natasha Farani. Ali Hapsah, ayah Agung membenarkan hal itu. Pasalnya, Agung harus terbang ke Palu untuk mewakili Kaltim.  “Agung adalah salah seorang yang diundang Pak Presiden. Tapi tak bisa hadir, karena harus mengikuti lomba debat bahasa Inggris di Palu,” kata Ali Hapsah. Meski demikian, pria ramah itu mengaku bangga karena karya-karya Agung khususnya di bidang sinematografi, mendapat perhatian dari presiden. “Apa yang dicapai Agun

Conducting Community Development Work in Developing Countries

INTRUDUCTION In the last two decades, countries throughout the world including developed and developing countries were faced the dramatic impacts of global reformation. This new restructuring suggest that we are moving rapidly from the era of the nation states toward a global community dominated by regional market economies and growing interdependence. It has become routine for international observers to point out the surprising changes have taken place in all aspect of global life politically, economically, socially and even culturally. However, a real "new world order" remains mysterious. While experts may claim the global spread of democracy, political and economic instability has reached an unparalleled level. Among developing countries remain experience economic crisis. The gap between rich and poor has doubled in the past three decades, so that we now live in a world in which 20% of its people consume more than 80% of its wealth. During the 1980s, per capita incom

Community Development: Between Expectation and Reality

INTRODUCTION Modernization promoted by western countries, followed by economic rationalism, has shown remarkable achievement. The presumption to its unquestionable success was based on the attaining of high performance of economic growth due to the high rate of investments in industrial sector. The development strategies following this approach is the achieving a maximum production by maximally managing resources with the purpose for people benefit. The principle of this strategy is that the increase of production would automatically increase the benefit for community. However, a range problem, including poverty, environmental deterioration, and the isolation of people from the development process, came up together with this sophistication.  It clearly indicates that this success unable to fulfil the most essential need for human being socially, economically and politically, which are the need for community to live with their environment harmonically, and the need for them to live in h