Skip to main content

About me

Nama saya M. Ali Hapsah. Sehari-hari saya bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Ketenagakerjaan RI. Sebelum pindah menjadi ASN Pusat, saya sekitar 18 tahun bekerja di Pemerintah Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.
Saya menyelesaikan Program Doktor bidang Ilmu Sosial di Victoria University, di tempat yang sama saya menyelesaikan program Master dibidang Regional and Community Development.
Saya salah satu yang beruntung mendapatkan Beasiswa Australian Leaderships Award, AusAid, yaitu beasiswa yang diperuntukkan bagi para future leaders di region Asia Pasific.
Fokus kajian saya menyangkut kebijakan otonomi daerah dan dampaknya terhadap upaya pengentasan kemiskinan.
Selain aktif sebagai mahasiswa, saya juga banyak terlibat dalam beberapa organisasi dan kegiatan di kampus, diantaranya sebagai pengurus Victoria University Postgraduate Organization (VUPA), pengurus PPIA Pusat Periode 2009 - 2010, team leader untuk International Orientation Day, etc. Saya juga membidangi lahirnya organisasi mahasiswa Indonesia di Victoria University yang terkenal dengan nama Victoria University Indonesian Student Association (VUISA).
Keterlibatan saya dalam berbagai kegiatan kampus diberikan apresiasi oleh Victoria University dalam bentuk Student Leadership Award pada tahun 2010.
Selain kegiatan yang bersifat sukarela, disela kegiatan utama saya sebagai research student saya juga bekerja paruh waktu di Victoria University sebagai Rover dan Research Ambassador. Dalam pekerjaan ini saya ditugaskan untuk memberikan bantuan atau pendampingan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan di dalam proses penyelesaian studi atau research-nya.

Comments

  1. Luar biasa memang bapak ini. Agung Hapsah bangga sekali pasti punya Bapak yang mendukung kegiatan anaknya. Salam.

    ReplyDelete
  2. Luar biasa kanda, kami mandar Tanah Grogot

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tak Jadi Santap Siang Bareng Presiden

Meraih emas kategori the best speakers (pembicara terbaik) pada ajang National School Debating Championship (NSDC) di Palu, Sulawesi Tengah pada 10–16 Agustus, bisa mengobati kekecewaan Agung Aulia Hapsah. Pasalnya, pelajar SMA 1 Tanah Grogot, Kabupaten Paser itu, harus merelakan kesempatan emas bertemu Presiden Joko Widodo. Pada saat bersamaan, Agung yang cukup terkenal sebagai salah satu YouTuber tersebut mendapat undangan makan siang bersama Presiden di Istana Negara bersama YouTuber nasional lainnya, seperti Arief Muhammad, Cheryl Raissa, dan Natasha Farani. Ali Hapsah, ayah Agung membenarkan hal itu. Pasalnya, Agung harus terbang ke Palu untuk mewakili Kaltim.  “Agung adalah salah seorang yang diundang Pak Presiden. Tapi tak bisa hadir, karena harus mengikuti lomba debat bahasa Inggris di Palu,” kata Ali Hapsah. Meski demikian, pria ramah itu mengaku bangga karena karya-karya Agung khususnya di bidang sinematografi, mendapat perhatian dari presiden. “Ap...

Agung Hapsah, Vlogger Muda Paser yang Menasional: Bikin Video Lucu, Viewer Sampai Ratusan Ribu

YouTuber, debater, dan filmmaker. Itulah identitas yang terpampang di akun YouTube Muhammad Agung Hapsah. AGUNG Hapsah. Sosok yang sangat familiar bagi pengguna YouTube. Ketik saja namanya di kolom pencarian situs berbagi video itu. Anda akan menemukan barisan video pendek yang semua inspiratif, lucu, menghibur. Lebih lagi, video yang ditayangkan tidak menyudutkan pihak lain. Pada slot bagian atas laman koleksi videonya di YouTube, ada Agung Hapsah dengan foto hitam putih. Berkacamata. Melirik ke kiri atas. Di bawah namanya tertulis 54 video --saat dibuka kemarin (13/6) pagi. Di bagian bawah lagi, video pendek karyanya berderet. Ada #ArapMaklum w/Agung Hapsah, GO-VIDEO 2016_ Lebih dari Transportasi, dan SALAH PRANK. 6 Fakta Unik tentang Agung Hapsah, dan JOMBLO yang melengkapi urutan lima besar deretan videonya. Tak ketinggalan, ada juga video berjudul Tips Cerdas Memanfaatkan YouTube ala Agung Hapsah. Video ya...

Conducting Community Development Work in Developing Countries

INTRUDUCTION In the last two decades, countries throughout the world including developed and developing countries were faced the dramatic impacts of global reformation. This new restructuring suggest that we are moving rapidly from the era of the nation states toward a global community dominated by regional market economies and growing interdependence. It has become routine for international observers to point out the surprising changes have taken place in all aspect of global life politically, economically, socially and even culturally. However, a real "new world order" remains mysterious. While experts may claim the global spread of democracy, political and economic instability has reached an unparalleled level. Among developing countries remain experience economic crisis. The gap between rich and poor has doubled in the past three decades, so that we now live in a world in which 20% of its people consume more than 80% of its wealth. During the 1980s, per capita incom...