Ramadhan selalu membawa rasa rindu. Rindu pada suara bedug magrib, rindu pada kebersamaan berbuka dengan keluarga, rindu pada suasana masjid yang ramai oleh lantunan doa dan tadarus. Namun, bagi mereka yang menjalani Ramadhan di perantauan, kerinduan ini bukan sekadar nostalgia, melainkan ujian sejati tentang seberapa kuat iman dan keteguhan dalam menjalankan ibadah di lingkungan yang berbeda. Puasa kali ini mengingatkan Kembali pengalaman bersama keluarga menjalani ibadah puasa di Australia, negeri yang jauh dari gemerlap suasana Ramadhan seperti di Indonesia. Tidak ada pawai menyambut bulan suci, tidak ada warung yang tutup di siang hari sebagai bentuk penghormatan, dan tentu saja, tidak ada suara azan berkumandang dari masjid-masjid setiap saat. Di sini, kehidupan berjalan seperti biasa, tanpa ada tanda-tanda bahwa Ramadhan sedang berlangsung. Di Indonesia, kita terbiasa dengan aturan yang mendukung ibadah puasa. Rumah makan banyak yang tutup di siang hari, pusat hiburan malam mengu...
Personal Blog of Ali Hapsah