Ramadhan selalu membawa rasa rindu. Rindu pada suara bedug magrib, rindu pada kebersamaan berbuka dengan keluarga, rindu pada suasana masjid yang ramai oleh lantunan doa dan tadarus. Namun, bagi mereka yang menjalani Ramadhan di perantauan, kerinduan ini bukan sekadar nostalgia, melainkan ujian sejati tentang seberapa kuat iman dan keteguhan dalam menjalankan ibadah di lingkungan yang berbeda. Puasa kali ini mengingatkan Kembali pengalaman bersama keluarga menjalani ibadah puasa di Australia, negeri yang jauh dari gemerlap suasana Ramadhan seperti di Indonesia. Tidak ada pawai menyambut bulan suci, tidak ada warung yang tutup di siang hari sebagai bentuk penghormatan, dan tentu saja, tidak ada suara azan berkumandang dari masjid-masjid setiap saat. Di sini, kehidupan berjalan seperti biasa, tanpa ada tanda-tanda bahwa Ramadhan sedang berlangsung. Di Indonesia, kita terbiasa dengan aturan yang mendukung ibadah puasa. Rumah makan banyak yang tutup di siang hari, pusat hiburan malam mengu...
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Raka bersama beberapa sahabat karibnya membuka kursus bahasa Inggris. Bukan di gedung mewah, tetapi di tempat sederhana yang penuh semangat dan kehangatan. Mereka tak sekadar mengajarkan bahasa, tetapi juga menumbuhkan mimpi dan keyakinan bahwa dunia luas menanti untuk dijelajahi. Program andalan mereka adalah “Perkampungan Bahasa Inggris”, sebuah kegiatan intensif dua minggu yang diadakan di sebuah benteng peninggalan kerajaan masa lalu. Tempat bersejarah yang anggun dengan tembok kokoh, menyimpan kenangan masa lampau dan aura romantis yang tak tertandingi. Di sana, di bawah langit jingga senja, peserta tak hanya belajar bahasa, tapi juga menyelami keindahan masa lalu dan merajut impian tentang masa depan. Di antara dinding kokoh benteng itu, Raka menjadi instruktur andalan. Retorikanya memikat, suaranya tenang namun penuh wibawa, dan senyumnya selalu membawa kehangatan. Ia mengajarkan bahasa dengan cara yang berbeda, membuat kata-kata terasa hidup dan...